LOWONGAN KERJA PTPN X Sebagai BUMN Gula Terbesar - MADURACANTIK JOBS

Breaking

10 Des 2012

PTPN X Sebagai BUMN Gula Terbesar

PT Perkebunan Nusantara X (Persero) terus melanjutkan kinerja positif dan mampu mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di industri pergulaan nasional. Pada 2011, PTPN X memproduksi mencapai 446.493,57 ton.

Kinerja positif PTPN X (Persero) terus berlanjut pada 2012, dengan produksi gula 494.443 ton, meningkat lebih dari 10 persen dibandingkan dengan tahun 2011. Angka itu adalah yang tertinggi di antara perusahaan gula lain di Indonesia. Tebu yang digiling juga meningkat dari 5,616 juta ton pada 2011, menjadi 6,072 juta ton pada 2012.

Tingkat rendemen (kadar gula dalam tebu) juga terus meningkat dari level 7,95 persen pada 2011, menjadi 8,14 pada tahun ini. Produktivitas lahan petani di lingkungan PTPN X juga yang terbesar di antara BUMN lain, sebesar 84,2 ton per hektar.

"PTPN X menerapkan strategi yang terintegrasi dari hulu ke hilir, untuk menciptakan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Pertumbuhan berkelanjutan tidak hanya untuk menjaga kinerja perseroan, tapi juga menjalankan peran penting industri pergulaan nasional sebagai pengungkit pertumbuhan ekonomi, terutama peningkatan kesejahteraan petani," ujar Direktur Utama PTPN X, Subiyono, di sela-sela media gathering di Surabaya, Sabtu (8/12/2012).

Subiyono menuturkan, komitmen tinggi pada praktik agrikultur terbaik (best agricultural practices) yang memadukan peningkatan kualitas budidaya tebu (on-farm) dan pengolahan di pabrik gula (off-farm), menjadi kunci bagi PTPN X untuk tetap memimpin industri gula nasional.

Upaya meningkatkan kinerja industri gula nasional, kata Subiyono, tidak mudah apalagi untuk memenuhi kebutuhan gula nasional sebanyak 5.700.264 ton pada 2014, yang terdiri atas gula kristal putih (GKP) konsumsi 2.956.259 ton dan gula kristal rafinasi (GKR) industri 2.744.005 ton.

Adapun kapasitas giling dari 62 PG yang ada di seluruh Indonesia mencapai 205.000 ton tebu per hari (TCD). Dengan asumsi 170 hari giling dan rendemen 9 persen, maka produksi yang bisa dihasilkan semestinya 3,1 juta ton gula per tahun.

Seharusnya angka itu sudah mampu memenuhi kebutuhan GKP konsumsi, namun kini produksi GKP hanya di kisaran 2,5 juta ton. Dengan demikian, terdapat masalah inefisiensi yang harus diselesaikan.

"Kami menerapkan strategi EDO (efisiensi, diversifikasi, dan optimalisasi) untuk mencapai kinerja optimal," ujarnya.

Dia mencontohkan, efisiensi dari sisi off-farm dilakukan PTPN X dengan menyusun road map revitalisasi mesin pabrik dengan tiga sasaran utama yakni mengurangi konsumsi bahan bakar dan energi, mengatasi berbagai hambatan permesinan, dan mengurangi biaya pemeliharaan pabrik.

Terkait diversifikasi, PTPN X memahami bahwa menggarap produk turunan tebu sangat penting, mengingat setiap batang tebu tak hanya mengandung gula, tapi juga berbagai macam jenis yang bisa dimanfaatkan secara ekonomis. PTPN X berupaya terus bertransformasi menjadi industri berbasis tebu terintegrasi dari hulu ke hilir.

"Ke depan PTPN semakin fokus menggarap bisnis turunan tebu non-gula, antara lain melalui pembangunan pabrik bioetanol yang terintegrasi dengan PG Gempolkrep, Mojokerto dan program co-generation dengan memproses ampas menjadi listrik," ujarnya.

Selain itu, PTPN X bekerja sama dengan pihak ketiga akan membangun pembangkit listrik tenaga biofuel dari limbah bioetanol untuk memasok listrik ke pabrik bioetanol, PG Gempolkrep, dan pasar lainnya.

Adapun optimalisasi kapasitas giling yang menjadi langkah kunci ketiga harus dilakukan untuk menggenjot produktivitas. Sejumlah langkah yang dilakukan adalah memacu rendemen dengan menekan sugar losses melalui peningkatan kinerja ekstraksi gilingan dan efisiensi pemrosesan. Selain itu, PTPN X secara berkelanjutan terus menekan jam berhenti giling dengan memperlancar pasokan tebu dari lapangan berupa lahan petani.